Telmiku
Menjadi Pengalaman Baru
(oleh
Santi~Jayapura)
Awalnya
merasa gembira dan bersyukur mendapatkan kesempatan bergabung dalam Group
Belajar Menulis gel.10. Begitu gabung, aku menunggu beberapa hari masih belum
ada materi. Aku berpikir Ahh pastilah seperti group lain pada posting-posting
gambar atau video ucapan selamat dan berterimakasih sudah bergabung. Hingga
kutemukan sebuah video perkenalan Om Jay.
Ku
tonton dan kuperhatikan, tetapi masih merasa biasa saja bahkan ku kira beliau
adalah teman anggota group. Setelah beberapa komentar anggota group ku baca,
baru sadar ternyata Om jay yang memiliki Group ini (jadi rasa malu aku sudah
salah kira, mohon maaf Om Jay)
Masih
kubiarkan banyak chat masuk, karena aku lagi focus di kegiatan lain. Semakin
lama semakin banyak, akhirnya kubaca satu demi satu chatingan anggota group.
Sampai habis. Akan tetapi aku masih bingung dan tidak mengerti. Aku mulai
scroll ke atas kembali aku baca . aneh dalam hatiku. Baru kali ini aku
menemukan group yang berbeda.
Hingga
berulangkali aku membaca karena ketidakpahaman dengan gaya chating yang ada
dalam WAG kali ini. Atau mungkin karena aku bergabung sudah dipertengahan,
sehingga aku merasa asing. Atau memang gaya dan metode belajar yang digunakan
berbeda.
Ya,
memang beda.cara mengemas materi dalam belajar dan metode pelatihannya pun
beda. Pematerinya pun bukan kacangan, tetapi para pakar kelas kakap dengan jam
terbang yang tinggi. Sungguh aku beruntung ada di sini.
Para
anggota group pun berasal dari berbagai daerah se nusantara dengan kehebatan
masing-masing. Di sini aku merasa kerdil, karena aku belum punya pengalaman
menulis. Bahkan blog saja aku belum punya. Sementara teman anggota group sudah
jauh sekali di depan dengan situs situs webnya dan youtube. Saling menampilkan kebolehan
masing-masing dalam tulisannya.
Apalagi
dengan tantangan yang diberikan Om Jay dalam rangka Hardiknas. Hemmm rasa
kerdilku semakin bertambah. Aku semakin tidak mengerti. Tapi keinginanku untuk
belajar menulis dan menerbitkan buku sangat kuat. Sehingga aku tetap bertahan
dalam WAG ini. Ku lihat banyak nomor-nomr yang left. Entah karena apa, mungkin
karena kondisinya seperti saya? Ahh jangan suudzon.
Aku
tetap menyimak bahkan ketika diminta perkenalan, aku malu. Aku kenalan secara
singkat kawatir diketahui kerdilku. Bahkan aku tak pernah komentar apa pun, aku
hanya menyimak dan mengikuti materi – materi yang diberikan.
Tugas-tugas
pun aku tidak membuat karena ketidakpahaman aku dalam mengikuti kemasan
pelatihan yang diberikan. Lambat laun otakku semakin encer. Setelah materi
tanggal 5 Mei tentang Siapa yang tidak sibuk ( Menulis dalam kesibukan) oleh
Master Emcho, baru aku sadar ternyata itulah materi inti.aku mulai paham.
Bahasa yang diberikan sangat sederhana pemateri pun memberikan penjelasan dengan
enak. Ada gambar, ada teks, ada audio bahkan Tanya jawab pun diberikan
kesempatan dengan jawaban yang sangat jelas.
Hubungan
pemateri dan peserta sangat komunikatif dengan akrab dan tetap menjaga
kesantunan. Pemateri yang jam terbangnya tinggi tak pernah menganggap peserta
kecil atau rendah. Sungguh luar biasa.
Cara
Om Jay mengemas pelatihan membuat aku semakin kagum. Ternyata metode begini
lebhg efisien daripada dengan Video Call(VC)/zoom atau lainnhya karena peserta
yang terlambat on akan tetap bisa mengikuti materi dari belakang. Selain itu,
peserta bias mengulang materi setelah pembelajaran selesai.
Cara
Om Jay menyampaikan informasi juga membuat saya memiliki pengalaman baru.
Sangat santun, komunikatif bahkan akrab, padahal kami tidak saling mengenal.
Ditambah lagi posting posting tulisan yang dubuat setiap hari oleh Om Jay
sangat menginspirasi aku dalam menemukan ide. Seperti kali ini aku menulis
tentang model belajar kita dalam belajar menulis.
Semoga
aku belum terlambat, semoga aku masih bisa mengejar ketertinggalanku. Semoga
aku bias menyesuaikan. Dan semoga aku bias menulis, menulis setiap hari. Begitu
sabarnya Om Jay dalam melayani peserta, menambah semangatku dalam belajar di
sini.
Kini
aku sudah membuat resume dari semua yang aku ikuti. Dan aku akan belajar
membuat blog. Aku ingin menjadi blogger yang sukses, semua telah merubah
mainset ku. Dulu aku malu jika tulisanku dibaca orang. Tusilanku aku simpan dsn
tsk seorangpun tahu. Kini aku paham, untuk apa menulis jika hanhya disimpan.
Menulis itu harus dishare agar orang lain bisa membaca. Menulis itu harus
bermanfaat bagi orang lain.
Inilah
goresanku yang pertama, akan aku lanjutkan lagi esok.
Mohon
saran ya agar lebih lengkap
Santi
~ Jayapura
5
Mei 2020